Ceritaku Menghadapi Persalinan


 

PhotoGrid_1432570568946.jpg

Persalinan makin dekat? Wah, rasanya pasti mulai panik. Tapi bunda tetap tenang, ya.. Keseimbangan emosi tetap harus dijaga. Usahakan si baby tetap happy dalam perut.

Ada banyak artikel yang membahas persiapan apa saja yang dibutuhkan sementara menunggu kehadiran si baby. Kalau aku rangkum kembali bunda bisa nyiapin : selimut bayi minimal 5 buah, baju bayi lengan pendek dan panjang selusinan, waslap 3 buah, handuk 1, bantalan, terpal, popok new born, kaos kaki dan tangan, sarung min 5 buah, serta perlengkapan mandi baby dan ibu. Hal yang gak kepake setelah aku beli ternyata gurita dan popok kain. Oh, sekarang tidak dianjurkan ya untuk menggunakan bedak tabur. Bedak tabur yang digunakan sekitar genital anak perempuan dapat menyebabkan kanker di kemudian hari dan pada daerah wajah dapat memasuki paru-paru si baby. Berdasarkan pengalaman aku rekomendasikan menggunakan krim khusus pengganti bedak. Misalnya yang aku gunakan adalah rangkaian krim Pure Baby. Sejauh ini, belum ada masalah umum baby yang muncul.

Nah, persiapan baby dan ibu beres, siapkan ke dalam koper jauh hari sebelum Hari Perkiraan Lahir (HPL) agar tidak kelabakan bila hari H tiba atau malah bergeser lebih cepat. Bagaimana pun, hal dasar ini penting.

Hal yang perlu diketahui, rasa kontraksi pada tiap ibu hamil itu berbeda. Dan kontraksi palsu berbeda jauh rasanya dengan kontraksi sebenarnya. Selama menunggu persalinan, jangan lupa sediakan cemilan yang manis dan membuat berenergi. Persalinan membutuhkan energi yang banyak, loh.

Pengalaman bersalin adalah hal yang menyenangkan dan lucu untukku. Pukul 7 pagi tanggal 26 Oktober 2015, aku dan teman sejawat apoteker Unhas mengadakan penyumpahan. Daebak, ternyata membutuhkan waktu lamaaaaa untuk berdiri membacakan sumpah apoteker. Mungkin untuk aku karena berat baby sudah cukup bulan, plus sepatu udah kesempitan. AC ruangan udah gak kerasa. Keringat bercucuran deh pokoknya! Untung foundy Revlon yang kupake kece badai dan gak luntur. Hahaha. Saat itu sepatu udah kucopot tersembunyi di balik rok. Pokoknya udah mau duduk saja. Penyumpahan berakhir pukul 2 siang dan suami masih ngajak keliling ajah… Hawweee… Sampai di rumah pukul 5 sore, setelah mandi aku dan suami langsung menuju Rumah Bersalin Sophiara untuk mengetahui apa ada pembukaan atau tidak. Selama seminggu sebelumnya aku sudah merasakan tekanan di bagian yang sering disebut ulu hati. Yah, rasanya seperti ada tekanan keras di bagian yang sama tapi tidak sakit. Mungkin ini yang disebut kontraksi palsu.

Pemeriksaan dalam pada pukul 7 malam menunjukkan adanya pembukaan 1 kata sang dokter. Tangan dokter yang masuk udah penuh lendir berdarah. Katanya kepala si baby udah kelihatan. Benar terasa, sih. Saat kepalanya dipegang terasa ada tekanan di dalam perut. Sensasi singkat yang aneh. Setelah itu aku yang tadinya masih santai langsung berasa panik, ibu-ibu sekalian! Apalagi waktu sang dokter memasukkan tablet gastrul ke dalam. Sudah saatnya!!! Jelas itu berarti aku tinggal menunggu waktu saja untuk bisa melihat si baby.

Selama perjalanan pulang aku dan suami terdiam. Aku sih masih syok, mulai mengatur pikiran. Mungkin suami juga. Kami putuskan menghubungi Mamak Bone (Panggilan untuk ibunda sang suami). Dari awalnya cuma minta doa akhirnya keluar juga tangisanku. Yang kuingat aku hanya terus mengulang, “Mak, takut….bagaimana ini?” Hahahahaha. Aku dan suami pecah dalam tangisan. Rasanya ketakutan sekali bila mengingat pengalaman ibu-ibu sebelumnya.

Sesampai di rumah, orang tuaku sudah menyiapkan diri kalau-kalau sebentar akan brojol. Koper, mobil, pakaian ke RS sudah tertata. Preparing sekali! Dalam waktu semenit, keluarga dan suami udah ngorok saja. Katanya mau menyiapkan energi. Aku mah makin tegang makin susah tidur. Pukul 10 malam, aku menuju dapur. Entah mengapa rasanya haus sekali. Mungkin karena belum ada tidur seharian. Sambil nonton Standup Comedy segelas besar (Gelas tertinggi di rumah deh pokoknya) milo dingin dan sirup leci dingin udah habis kusambar. Tiba-tiba rasanya ingin pup. Belum sampai aku di kamar mandi tiba-tiba pinggul terasa berat. Awalnya merasa mungkin kontraksi palsu lagi. Tidak lama kemudian keluar lendir darah dalam jumlah besar. Oh! Ini dia!

Malam itu kubangunkan seisi rumah. Aku bertumpu di tembok sambil teriak. Sedari minggu lalu sejak kontraksi palsu bu bidan selalu nanya, “Udah sakit blom?” Lah, sakitnya kontraksi itu gimana, bu? hahahaha. Sekarang baru sadar, oooh beneran sakiiit. TImbul tenggelam. Tiap 5 menit sakitnya muncul lagi. Sekalinya muncul kayak susah napas, sekalinya hilang langsung berasa kayak gak ada apa-apa. Betul-betul ajaib! Subhanallah…

Pukul 11.00 pm mobil melaju menuju rumah sakit bersalin. Singkat cerita, seluruh administrasi dibereskan. Jangan lupa siapkan fotokopi BPJS, KK, KTP, buku puskesmas, rujukan dokter SpOg dan segala yang dibutuhkan bahkan klo bisa Buku Nikah juga sekalian dibawa, deh.

Sampai di ruang bersalin ternyata masih pembukaan 1. Mungkin masih lama.. apa harus disuruh jalan dulu? Ternyata udah disuruh baring aja. Mbak anak koas (lupa namanya) ngitungin waktu munculnya kontraksi. Katanya bagus. Dan memang rasanya lumayan intens. Waktu menunggu pembukaan kuhabiskan dengan tidur. Bila kontraksi muncul kucuri kesempatan untuk makan dan minum teh kotak sambil kucoba belajar atur napas. Soalnya gak pernah ikut senam atau searching cara ngatur napas.

Pukul 2.00 am, tidurku tersentak dan terasa tendangan kuat dari dalam. Seperti mau pup tapi gak bisa keluar/ditahan keluar. Hahaha maaf ya, analoginya agak jorok. Setelah diperiksa ternyata udah pembukaan 3. Bidan udah siap-siap nyiapin alat. Ah, udah saatnya nih? Semoga kuat ya Allah… Bismillah.. 

Saat itu di ruangan kuingat betul ada 3 bidan, 2 mahasiswa koas, beberapa perawat, dan seorang dokter residen. Wah, rame ya? Soalnya lagi sepi persalinan. Jam istirahat juga. Yah, udah gak berasa malunya ya saat itu.. itu dikesampingkan dulu. Bunda harus atur fokus menikmati setiap pergerakan di dalam perut. Kerjasama ya, Nak… Bismillah.. Haqqul yakiin.. 

Nah, Tidak sampai 10 menit pembukaan terus loncat. Masih terekam kuat peristiwa mendebarkan itu, suara bu bidan… “Pembukaan 5…Pembukaan 7…Pembukaan 9..Sedikit lagi bu..atur nafasnya..”

Saat mulai pembukaan 10, Bunda tinggal nunggu kontraksi/dorongan itu muncul. Nah, saat udah muncul. Tahan nafas..Ngedan sekuat mungkin… Dorooong…Dorooooong!!! Hmmmmmm…..

“Bu Bidan, hilang kontraksinya!” Teriakku heran.

“Yaa…minum-minum lagi…” Seru Bu Bidan santai.. aduh, gue suka gaya lo BuBid. Ya, suami yang setia disamping ngasih teh kotak lagi. Baru tenang sedikit..

“Bu Bidan, muncul..muncul..” Maksudku kontraksinya.

“Yaa… ngedeen lagi… jangan teriak yaa..”

“Yah… hilang lagi Bu…” Seruku bercanda.

“Minum lagiiii….” kata Bubidnya santai. Hahaha. Begitu seterusnya klo gak salah ingat sampai 5 kali ngeden sambil diselingi jeda minum teh kotak dan becanda-becanda sebentar buat menenangkan diri. Suami sampai heran ini beneran persalinan, gak sih? Saking serunya malam itu, penonton di ruangan semakin banyak.

Peristiwa terpenting dan terindah adalah saat ngeden terakhir. Aku sempat di epi. Maksudnya episiotomi.. pengguntingan kulit dan otot antara vagina dan anus. Kalau di artikel-artikel sih banyak yang bilang itu menghantui ibu hamil. Katanya rasa sakitnya tak terkira. Hm, aku sempat merasakan ketakutan yang sama. Ternyata tidak ada rasanya. Wallahualam. Pasti kuasanya Allah. Cuma kurasakan, TEK, dan kepala si baby langsung meluncur. Subhanallah. Maha Kuasa Allah. Saat itu aku juga merasakan hampir putus asa disaat terakhir. Soalnya, ternyata ngeden itu butuh nafas panjang. Dan nafas udah habis di menit terakhir. Alhamdulillah proses persalinan hanya membutuhkan 30 menit. Fiuuuuuuh….

Rasa lega luar biasa terasa sebanyak tiga kali selama persalinan. Pertama saat kepala si baby keluar. Kedua, saat badan si baby ditarik. Ya Allah.. nikmat sekali… Ketiga, saat plasentanya keluar. Benar-benar luar biasa nikmat yang Allah berikan… dan nikmat yang ternikmat adalah semua proses itu kujalani bersama suami. Rasa bahagia, haru, dan sedih bercampur saat kami melihat anak kami yang masih berdarah dikeluarkan dan diletakkan untuk Inisiasi Menyusu Dini. Tangisan suami yang keras pake banget bikin keluarga yang nunggu di luar kaget. Hahahaha. Tapi, semuanya senyum…Itu pasti tanda bayinya udah keluar.

Sayangnya, proses persalinan yang singkat tidak diselingi proses jahit yang cepat. Katanya dijahit gak kerasa.. itu 30 menit pertama.. eh, kok mulai sakit ya? Aku membutuhkan waktu jahit selama 1 jam. Hahahaha. Sakit? Iya dong. Apalagi sempat putus benangnya. Tapi, bahagianya udah melewati tahap paling krusial bisa ngobatin itu. Hehe.

Bunda gak perlu cemas. Setelah dijahit, udah bisa jalan kok. Aku sempat naik tangga dan jalan sendiri. Jangan dimanja-manjain.

Tips BERSALIN:

  • Oh iya, saat ngeden Bunda jangan teriak.. nanti nafasnya habis.. mingkem ajaaah.. tidak jarang kita dimarahin bidan loh. Emang ini sinetron apa? pake teriak-teriak
  • Jangan nutup mata saat ngeden.. nanti pembuluh darah di sekitar mata malah pecah menyebabkan mata merah.
  • Usahakan terus mengisi energi saat kontraksi hilang dengan minum minuman manis dan mengatur nafas.
  • Berpikir positif dan terus berdoa pertolongan Allah.

Tips PASCA POST PARTUM:

  • Kalau mau pipis, jangan kaget kalau ada kasa di dalam vagina yaaa.. itu isinya betadin. Lepas dulu, terus pipis berdiri. Biarin ajah basah sampai paha-betis. Wajar kok. Jangan kaget kalau pipisnya bocor-bocor kayak air ledeng. Itu normal karena otot sekitar saluran kemih kan juga mengalami trauma peregangan hebat saat persalinan tadi.
  • Setelah pipis, jangan lupa letakkan kasa berisi betadin di atas pembalutnya
  • Gunakan celana dalam yang ketat ya.. Biar kasanya langsung menyentuh vagina
  • Kalau mau pup, bisa pake wc duduk. Klo mau jongkok juga gak masalah. Aku sih jongkok. Jangan kaget kalau “MILIKMU” tidak seperti “MILIKMU”. Hahaha. Awalnya aku syok juga saat mendapati ada simpul (ikatan benang) di antara daerah vagina dan anus. Hiks… Aneh sekali… jadi takut cebok… Tapi, tenang Bunda.. dalam beberapa hari, simpul itu akan terlepas sendiri saat kita cebok dan TARAAAA…. Bentuknya sama seperti yang dulu. Hahaha. Kayak gak pernah digunting.
  • Ingat jangan dimanja-manjain yaa, silahkan duduk seperti biasa.. jalan seperti biasa.. bergerak dan beraktivitas seperti biasa. Tubuh akan menyesuaikan diri dan recover sepositif yang kita pikirkan.
  • Selama masa nifas, untuk membantu pembersihan rahim…Bunda bisa menekan-nekan bagian rahim. Itu untuk memicu kontraksi sehingga darah sisa yang ada di dalam gampang keluar.
  • Gunakan gurita disekitar rahim dan pinggul. Bukan untuk langsing ya… Tapi untuk menahan rahim agak tidak turun. Stay di tempat rahimku!
  • Lanjutkan suplemen ibu hamilmu. Bayi masih membutuhkan saat ia menyusu.
  • Selama 5 hari si baby masih bisa bertahan tanpa makan apa pun. Jadi jangan panik saat ASI belum keluar. Terus susui untuk merangsang pengeluarannya. Perhatikan ya Bun, ASI pertama itu masih bening. Biasanya kuning. Jadi kadang Bunda udah nyerah dan langsung ngasih sufor padahal kenyataannya ASI udah keluar
  • Seringkali puting payudara lecet, payudara berasa sakit dan membatu, Bunda jadinya demam. Tenang saja. Itu berarti ASI udah overload. Kurangi lecet dengan mengoleskan baby oil atau ASI disekitar area puting. Kurangi pembengkakan dengan melakukan kompres panas dingin secara bergantian. Jangan buru-buru minum obat demam. Itu adalah reaksi normal tubuh. Nikmati saja prosesnya.
  • ASI yang overloaded kadang jadinya “tumpah” dan merembes membanjiri baju, loh. Gunakan kain pengalas atas pembalut ASI dan segera atasi dengan dipompa. Pompa setiap waktu yang sama. In sya Allah tubuh akan menyesuaikan dan melakukan isi ulang di waktu yang sama. Selamat menabung ASI ya, Bunda.

Demikian sedikit ulasan saya mengenai hal-hal terkait persalinan. Bunda silahkan meninggalkan komentar bila ada yang ingin dipertanyakan. 🙂

 

 

Tinggalkan komentar